"....Di daerah saya pertanian adalah basis kehidupan rakyat, maka bukan tarekat eskapis atau gerakan radikal politik yang tepat, melainkan gerakan budidaya sayur mayur, alias tarekat sayuriah..."-(KH.Fuad Affandi)
KH Fuad Affandi dan Ponpes Agribisnisnya/ Tabloid Agrina: 26 May 2010
Dari
pondok pesantren yang berjuang untuk memenuhi kebutuhannya menjadi
penggerak agribisnis sayuran dengan omzet ratusan juta rupiah per bulan.
Nama KH Fuad Affandi dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ittifaq kini
memang sangat populer sebagai penggerak agribisnis sayuran dataran
tinggi. Bersama lima gabungan kelompok tani (gapoktan)
Jadwal Pengiriman Bantuan dari Pesantren Al-Ittifaq untuk
korban bencana Merapi ke Posko Radio Fast FM Tegalrejo Magelang.
1. Sabtu, 13 November 2010. Satu Truk
sembako. Kebanyakan sayuran, beberapa karung beras dan 5 ekor domba untuk
Korban.
2. Senin, 15 November 2010. Satu truk
sembako. Sebagian sayuran, beras, minyak goreng, bumbu dapur dan lain
sebagainya.
3. Sabtu, 20 November. Satu truk
sembako, berupa sayuran, beras, minyak goreng, bumbu dapur dll.
4). Selasa, 24November. Satu truk
sembako, sayuran, beras, minyak goreng, bumbu dapur dll.
Pengasuh Pesantren Agribisnis Ciburial, Kabupaten Bandung)
“Walau sudah setua ini,
saya masih ikut apel ucapara bendera. Kenapa? Biar mereka semangat.Cucu-cucu
sering tanya, hai Abah sudah pakai sepatu. Tanpa disuruh mereka ikut semua
pakai sepatu, seragam pagi-pagi. Saya antar ke sekolah bareng-bareng sampai
akhir upacara. Pokoknya kita ini mengajari dengan laku. Sebab sekalipun kita
ini orang hebat tapi kalau mulut dan tindakan berbeda enggak mujarab,”
jelasnya. Dengan cara itu Fuad tidak hanya mendidik disiplin, melainkan juga
menanamkan kesadaran nasionalisme.***
Selain pentingnya
penyerapan tradisi, Fuad melihat kebutuhan sikap nasionalisme sebagai salahsatu
pilar kehidupan bersama di Indonesia. Baginya, untuk menghindari egoisme
ideologi, masyarakat butuh nasionalisme. Dengan sikap nasionalisme, perbedaan
tajam tidak akan menjadi bentrokan.
"Penari yang baik
adalah mereka yang bisa mengikuti irama gendang. Orang yang paling banyak
bentrokan adalah orang yang melawan arus, "ujarnya. Fuad meyakini bahwa
tidak setiap pengetahuan atau ideologi bisa diterapkan di suatu masyarakat
tertentu. Ilmu yang diajarkan dan cocok di Asia,
belum tentu pas di Afrika. Semua ajaran
menurut Fuad harus didudukkan sebagai ihtilafi
umati rahmatun, perbedaan pendapat umatku (kata nabi) adalah rahmat. Hal
ini menandakan bahwa ilmu Allah itu luas, melaut dan manusia hanya memiliki
sedikit. Karena itulah manusia harus melihat keragaman tersebut sebagai sesuatu
yang sunnatullah.
“Itulah kenapa saya
menamai al-Ittifaq, paradigma
kerjasama dalam setiap hal, termasuk dalam ilmu pengetahuan dan ideologi. Kita
serap setiap ajaran keagamaan tetapi sekaligus harus kreatif menerapkan. Yang
cocok kita pakai, yang tidak jangan ragu meninggalkan," jelasnya. Bagi
Fuad, dengan nasionalisme itu integrasi antara satu ideologi dengan ideologi
lain bisa didamaikan. Dengan pancasila sebagai pilar dasar negara itulah semua
jalur ideologi terjembatani.
(Kutipan dari buku Entrepreneur Organik:
Faiz Manshur: Penerbit Nuansa Cendekia Bandung)
Berhubung banyak pertanyaan melalui Facebook dan Email. Berikut ini kami sampaikan beberapa hal berkaitan informasi yang perlu Anda ketahui.
Bagaimana caranya belajar Agribisnis di Pesantren Al-Ittifaq?
bagi yang ingin magang Pesantren Al-Ittifaq memberikan kebebasan waktu dan kemampuan para peserta individu. Jika ingin magang beberapa hari saja juga bisa. Untuk tempat tinggal disediakan di sekitar pesantren.
Untuk instansi biasanya terdapat pilihan paket magang. Ada yang 2 hari, 3 hari, ada pula yang memilih selama 7 hari. Mengenai biaya Pesantren Al-Ittifaq sangat fleksibel. Dihitung jumlah peserta, lama waktu.
Bagaimana kalau mengirim santri ke Al-Ittifaq?
Caranya mudah. Tinggal dikirim. Bertemu dengan pengurus. Kalau sekedar untuk nyantri (mengaji di pesantren Salafiah) dibebaskan biaya selama mau bekerja di ladang bersama santri lain sesuai aturan kehidupan pesantren Al-Ittifaq. Bebas biaya makan harian dan santri bisa mencari bekal sendiri dengan banyak hal di lingkungan pesantren Al-Ittifaq. Sedangkan untuk siswa sekolah di Madrasah memang ada biaya formal. Di pesantren Al-Ittifaq ini terdapat dua sistem pengajaran secara umum, yakni murni nyantri, belajar mengaji dan belajar beragribisnis serta sekolah umum di madrasah Al-Alif.
Demikian informasi umumnya. Untuk lebih jelas bisa langsung datang ke Pesantren Al-Ittifaq di Dusun Ciburial, Alamendah, Rancabali, Kabupaten Bandung. Hubungi Zaenal Arifin (Fifin: 081220061504)
Resensi oleh AGUNG DWI HARTANTO (Alumni Sejarah UN Jogjakarta)
Siapa bilang Kyai
hanya bisa mengajari mengaji? Kyai juga bisa mengajari bertani
sekaligus menjadi entrepreneur. Inilah pelajaran berharga yang bisa
diambil dari Kyai Fuad Affandi, pengasuh pondok pesantren Al-Ittifaq
di Ciburial, Alamendah, Rancabali, Bandung. Kyai yang lebih suka
dipanggil Mang Haji ini secara evolusioner (1980-an hingga kini)
membangun basis ekonomi pertanian di pesantrennya. Dari situ
perlahan-lahan namun pasti menyebar ke seluruh kampung hingga kampung
Ciburial menjadi kampung agrobisinis.
Senin (25 Januari 2010) lalu saya
mendapatkan sebuah pesona di kotaBandung, tepatnya di
Kantor Redaksi Harian Pikiran-Rakyat. Tentu bukan pesona taman wisata atau
sejuknya kotaBandung yang memang tidak seasri dulu.
Acara
seminar bedah buku Pesantren, Ekonomi-Agribisnis dan Entrepreneurship buat saya
tergolong spesial. Hal ini karena sangat jarang sebuah pembicaraan menyangkut
pesantren dan
Buku Entrepreneur Organik adalah sebuah kisah nyata perjalanan hidup seorang Ulama dari kaki Gunung Patuha dalam memperjuangkan kesejahteraan kaum tani meraih melalui agribisnis. Ia seorang entrepreneur, tetapi bukan entrepreneur murni yang mengejar kekayaan pribadi, juga bukan seorang entrepreneur sosial yang semata mendermakan sebagian kekayaannya untuk orang lain. Ia adalah Entrepreneur Organik; seorang pelaku usaha yang mampu memimpin rakyat melalui perjuangan bersama dalam tiga hal sekaligus, yakni pemberdayaan, pendidikan dan ekonomi. Lebih 30 tahun berjuang, kini Fuad menjadi salahsatu manusia unik di Indonesia. Siapapun patut belajar darinya.