Buku
Entrepreneur Organik adalah sebuah kisah nyata perjalanan hidup seorang
Ulama dari kaki Gunung Patuha dalam memperjuangkan kaum tani meraih
kesejahteraan melalui agribisnis. Ia seorang entrepreneur, tetapi bukan entrepreneur
murni yang mengejar kekayaan pribadi, juga bukan seorang entrepreneur sosial
yang semata mendermakan sebagian kekayaannya untuk orang lain. Ia adalah Entrepreneur
Organik; seorang pelaku usaha
yang mampu memimpin rakyat melalui perjuangan bersama dalam tiga hal sekaligus, yakni pemberdayaan, pendidikan dan ekonomi. Lebih 30 tahun berjuang, kini Fuad menjadi salahsatu manusia unik diIndonesia .
Siapapun patut belajar darinya.
yang mampu memimpin rakyat melalui perjuangan bersama dalam tiga hal sekaligus, yakni pemberdayaan, pendidikan dan ekonomi. Lebih 30 tahun berjuang, kini Fuad menjadi salahsatu manusia unik di
Atas usaha keras
pribadi itulah saya nekad menulis panjang buku ini. Selama tiga bulan lebih
bolak-balik ke kawasan Rancabali Bandung, meneliti semampunya, mewancarai
puluhan petani dan bergaul akrab dalam situasi-situasi terpenting kehidupan
kaum tani. Jalan hidup Fuad Affandi yang mengambil tarekat sayuriah sebagai
gerakan untuk meraih kesejahteraan kaum tani buat saya adalah sebuah prestasi
yang memang layak dituliskan. Oleh karena itulah saya berharap kita semua bisa
belajar dari perjuangan KH Fuad. Bagi saya, Hidup adalah proses dan proses
terbaik adalah pembelajaran. Belajar dari kenyataan adalah sesuatu yang
penting. Tetapi memang tidak setiap orang punya waktu untuk melakukan studi
lapangan langsung. Hadirnya buku ini tak lain untuk memenuhi kebutuhan
pembelajaran bagi siapa saja yang menginginkan.
Mengapa Fuad
Affandi yang harus ditulis panjang lebar?
Barangkali dalam
blog ini memang perlu sedikit saya jelaskan. Sebagaimana yang saya tuangkan
dalam mukadimah buku ini saya punya alasan bahwa fakta lapangan sangat kuat
mendorong saya untuk menulis sosok Fuad Affandi. Alasan ini bisa kita terima
manakala kita ajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: Apakah sebuah
kehidupan kaum tani bisa maju tanpa sebuah pergerakan dengan mesin organisasi
yang baik? Kita bisa meragukan hal ini. Pasalnya di mana-mana kehidupan
pertanian di Indonesia
sulit untuk maju. Kaum tani, terutama golongan buruh tani di Indonesia bukan
golongan berdaya, melainkan golongan marjinal yang terbelakang dalam hal ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Barangkali
karena dorongan investasi?
Bisa jadi.
Tetapi pada galibnya, investor hanya memainkan peranan terbatas untuk
kepentingan usaha pribadinya. Kalaupun dampak dari kegiatan usaha investasi
kaum borjuasi kota ,
biasanya kaum tani tetap tak berdaya.
Apakah karena
kemajuan agribisnis ini disebabkan peranan Pemerintah?
Untuk makhluk
yang satu ini sebaiknya kita abaikan saja. Kita sudah tahu watak dan karakter
mereka. Di Rancabali, peranan itu tak juga muncul, kecuali hanya sedikit,
sangat sedikit dan itupun setelah pertanian di Rancabali sudah mengalami
kemajuan terlebih dahulu,-barulah kemudian pemerintah masuk memberikan sedikit
insentif pengembangan.
Kalau begitu
pasti kelompok tani. Ini benar adanya. Dari lima organisasi tani di kawasan itu memang
telah menjadi bukti bagaimana kemajuan itu diraih. Namun harus diperhatikan
bahwa organisasi itu sendiri hanyalah alat atau kendaraan. Di Indonesia, di
setiap kawasan pertanian banyak organisasi dan koperasi yang memiliki visi misi
yang jelas, namun tetap saja tak berjalan sesuai harapan.
Dari sinilah
kita melihat bagaimana pun juga soal kepemimpinan dalam sebuah pergerakan
sangat menentukan kemajuan kaum tani secara gotong-royong. Seharusnya memang
kemajuan itu didapat dari kepemimpinan politik, atau dalam istilah cendekiawan asal
Italia, Antonio Gramscy, digerakkan oleh intelektual organik. Biasanya
intelektual organik ini muncul dari tokoh pergerakan sosial dan politik dan
hanya sedikit yang berlatar belakang agama. Sayangnya kenyataan itu tak
terjadi. Yang justru bergerak ialah seorang agamawan. Kepeduliannya yang tinggi
terhadap perbaikan nasib ekonomi rakyat membuat sosok Fuad Affandi lebih pas
disebut sebagai Entrepreneur Organik; yakni seorang wirausahawan yang memproses
usaha ekonomi bersama masyarakat.
Dari perjuangan
ekonomi inilah kemudian Fuad membuktikan kebutuhan spiritual dalam bidang
pendidikan, sosial, agama dan budaya berkembang pesat. Pendek kata, dari
kehidupan yang kurang beradab menjadi lebih beradab. Selamat membaca. Harapan
saya, semoga buku bisa bermanfaat. Segenap kekurangan akan saya perbaiki
bersama penerbit pada edisi selanjutnya. Terimakasih kepada semua yang telah
berkontribusi pada proses buku ini sampai berhasil terbit dan beredar luas. (faiz
manshur)
5 komentar:
menarik bung.....buku yg jarang ditulis dengan model seperti anda. saya duga akan laris dipasaran...selain isi, model penulisan anda memang baik enak dibaca....
yang saya nikmati dari buku itu ternyata apa yang disebut santri adalah mereka golongan terpelajar yang mampu menyerap ilmu pengetahuan secara mendalam dan meluas tidak sekadar menerima apa yang didapat dari bangku pendidikan formal baik pesantren maupun sekolahan/universitas. Saya kemudian menyerapnya bahwa dalam mencari ilmu mesti ada etos prinsipil untuk meraihnya, yaitu dengan sesadar-sadarnya menerima keterbukaan. Krn itu tidak heran sekalipun Bapak Fuad tidak mengenyam bangku sekolah formal bahkan saat di pesantren pun hanya status kiai kelana kini menjadi tokoh pluralis dan diterapkan secara baik, bergaul lintas agama dan tidak cupet.
sudah dapat bung. Makasih infonya.Menarik! lanjutkan!
Ass.wr.wb.
Salam Kenal, senang rasanya mengenal anda.
Posting Komentar