7.12.09

Buku Wirausaha Agribisnis

Buku semacam ini mengisi banyak sekali kekosongan pengetahuan kita mengenai agama dalam praksis kehidupan sosial-ekonomi akar rumput. Selama ini agama di kalangan itu hanya difungsikan sebagai jalan ekstase untuk mengelabui keputus-asaan. Tapi buku ini memberi gambaran lain, sangat lain. K.H Fuad Affandi bisa menjadi contoh kiai organik dan 'Islam organik' yang selama ini tertimbun oleh jenis-jenis  selera keagamaan yang artifisial, penuh gincu ritualisme dan status-quois.
(AE PRIYONO, Peneliti Reform Institute, Jakarta).


Entrepreneur Organik
Penulis: Faiz Manshur
Penerbit: Nuansa Cendekia (Anggota IKAPI) Bandung Sept 2009. Tebal: 392 Halaman (dengan 32 warna bagian dalam. Harga: Rp 88.000. Dapatkan buku ini di toko-toko buku terdekat di seluruh Indonesia, seperti Gramedia, Togamas, Gunung Agung, Mitra Aksara (surabaya), Shopphing (yogya), walisongo Jakarta, BBC, Palasari, Rumah Buku (Bandung), Toko Buku AA (bogor, sukabumi, sumedang). Untuk Luar Jawa tersedia di Gramedia. Dapatkan diskon di beberapa toko buku, seperti Togamas (15%), palasari dll hingga 25% (Rp 66.000). Layanan pembelian langsung bisa dilakukan melalui distributor Nuansa Cendekia Sdr Hasyim (0818638038) 022-76883000.  Email: nuansa.market@gmail.com. Komp. Sukup Baru 23. Ujungberung Bandung- 40619.  Rekening BCA Ujung Berung 2833001833. A/n Taufan Hidayat.



22 komentar:

- mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
fahrurozi mengatakan...

Gw baca buku ini tadinya mau mengaji dengan kiai, tapi sebelum mengaji diajak wisata duluan....wakakakak...di bagian awalna cerita panjang wisata ciwidey, ditulis meliuk-liuk dengan kemahiran bahasa yang bagus. Pengalaman wisata gw berkali-kali ke kawah putih dsk membuat aku tertarik. Jadinya dengan buku ini selain wisata duniawi juga wisata reliji.....trims pada penulisnya yg meneliti serius.....kapan2 main ke pesantren pak kiai fuad.....

tedy mengatakan...

oyi,

Organik apa tidak karena seseorang itu berwirausaha dalam tanaman organik atau pupuk organik....?
Mohon pencerahan.....

E O mengatakan...

berikut penjelasannya..."Letak perbedaan kontras antara Entrepeneur Sosial dengan Entrepreneur Organik juga bisa dilihat pada proses. Kalau Entrepreneur Sosial setelah menikmati kesuksesan baru kemudian bekerja untuk kepentingan orang lain, Entrepreneur Organik memproses secara bersama sejak ia memulai usahanya. Istilah ini merujuk dari definisi ‘Intelektual Organik’ yang diciptakan Antonio Gramsci. Cendekiawan Kiri dari Italia itu membedakan antara intelektual tradisional dan intelektual organik. Yang pertama adalah mereka para intelektual kampus, yang mahir dalam rumus, teori, wawasan dan sedikit paham lapangan. Sedangkan Intelektual Organik adalah sosok intelektual yang selain memiliki kemahiran diskursus pengetahuan, juga memahami serta bermain langsung dalam lapangan.
Intelektual Organik ini tidak mempercayai transformasi sosial hanya dengan pola pendidikan eksklusif seperti diskusi dan pelatihan singkat. Intelektual Organik hanya percaya, kemajuan rakyat akan tercapai kalau digerakkan melalui kombinasi teori dan praktik secara langsung dalam kurun perjuangan panjang bertahun-tahun. Karena kebutuhan kepemimpinan langsung inilah Intelektual Organik merasa wajib terjun ke gelanggang kehidupan massa rakyat; memotivasi, memberikan arah dasar gerakan, memimpin langsung dengan segala resiko dan melindungi kehidupan warga. Kalau Intelektual Organik sifatnya lebih luas dalam kepemimpinan politik, maka Entrepreneur Organik adalah mereka yang memimpin secara khusus di bidang ekonomi.,,,,

hudan hy mengatakan...

Mahalnya buku itu...di Gramedia bandung tiada diskon.beruntung bisa dibuka. baca-baca sebentar lantas ngerasa harus beli.....belum selesai baca, tapi memang memberi hal yang baru. jadi pingin berjuang bersama rakyat.....hihi...

sahri mengatakan...

88000? muahallllllllllllllllllllllll bisa diskon banyak enggak bos....

antonio mengatakan...

Al-Ittifaq, pernah tahu. Beberapakali lewat saat ke kawah putih. Pesantren yang baik dan peduli petani. menulis kisah perjuangan KH Fuad afandi tidak salah. saya beli nanti...

salam kenal
antonio

Fatahillah mabrur mengatakan...

pertanian adalah dunia yg diabaikan. saya respeks terhadap penulisan ini. Masih ada penulis yg mau turun ke bawah. pesantren dan agribisnis dalam imajinasi saya sejak dulu adalah sesuatu yang berhubungan dan mestinya memang demikian karena kebanyakan orang islam desa terbelakang. dengan adanya pesantren minimal mereka mendapatkan pendidikan tambahan, apalagi al-ittifaq berpikir mendesain sekolahan. sangat menarik tentu buku ini. semoga.

asep nur mengatakan...

saya sudah membaca buku itu. sangat menarik dan menggugah untuk memperbaiki kehidupan petani kita. pak kiai memberi solusi agar petani pedalaman keluar dari jeratan imajinasi agraris.....saya menikmatinya tutur bahasa yg bagus dari penulisnya....dengan itu banyak inspirasi untuk gerakan pertanian di tempat saya....

Asep Nurjaman
Petani Garut

fandi mengatakan...

buku yang unik memang.....belum selesai baca. panjang banget.....salut

Nur hidayati mengatakan...

lumayan buat oleh-oleh keluarga di kampung, biar selalu optimis dengan profesinya sebagai petani. dari sekian buku wirausaha agaknya tahun ini kita dapat berkah buku yang bagus....

Anonim mengatakan...

semoga bisa membeli. kata temanku juga banyak liputan wiasata di bandung selatan yang ditulis memakai pendekatan sejarah.

salam
hanny

iwan s mengatakan...

Bung fais, pakem banget. saya percaya ini buku bagus.semoga bisa segera mendapatkannya.

yanuar husodo mengatakan...

meski saya bukan petani dan tidak tahu pertanian, banyak orang di sekeliling saya yang bergiat dalam agribisnis. apakah nyambung atau tidak buku ini?

Hasyim mengatakan...

salam semuanya. terimakasih atas sambutannya.
beberapa hal perlu saya sampaikan.
1. sampai awal oktober ini belum semua toko terdistribusikan buku tersebut. Hal ini disebabkan ada halangan idul fitri.

2. pembelian paket kami layani dengan ongkos kirim fleksibel. kami belum bisa memberikan diskon karena selain status buku baru, juga memperhatikan etika penjualan dengan agen lain.

@sdr Yanuar, buku ini sangat berhubungan dengan dunia petani, pertanian, agribisnis, manajemen koperasi, pemberdayaan, pesantren dan lain-lain.

salam hormat
hasyim
0818638038

yenny azuwida mengatakan...

buku yg sangat bagus. Inspiratif. ternyata untuk menjadi kaya secara pribadi sekaligus memperkaya masyarakat bisa dilakukan. Benar kata Dr edi swasono, KH Fuad local jenius....
yg unik, sekalipun kiai tradisional tapi pemikirannya terbuka dan dipraktekkan. Salam buat bapak kiai. Pingin berguru.

Anonim mengatakan...

bagaimana pendidikannya di al-ittifaq. pingin tahu lebih jauh

Anonim mengatakan...

Assalamualaikum Wr. Wb
Makasih berat buat Mas Faiz Manshur...
Sy Kholik, alhamdulillah sangat deket ma Mang Haji karena emang saya santri beliau yang sekarang dah mukim di Bandung. Membaca buku ini saya serasa sedang di samping Mang Haji mendengarkan semua petuah petuah Beliau yang saya pribadi merasakan sangat dahsyat. Banyak hal yang belum terungkap di dalam buku tersebut bila kita ingin lebih menjiwai siapa sebenarnya seorang Mang Haji.
Al Ittifaq sebenarnya sudah menjalin hubungan bukan hanya lokal, gebrakan beliau untuk memajukan petani sekitar pontren bahakan telah di teliti mendalam oleh seorang DOKTOR dari ADELAID UNIVERSITY - AUSTRALIA kebetulan waktu itu 2007 saya yang memandu. Konon, pemerintah Australia ingin bisa seperti Al Ittifaq dalam hal menggerakkan petani lokal mereka terutama di daerah Adelaide. Namun yang menjadi pertanyaan mereka kenapa Islam bisa menjadi nyawa bagi pergerakan itu ??? Al Ittifaq juga sangat dikenal oleh Belanda dalam hal ini adalah Rabo Bank, saat PBNU menerima dana hibah (kalau tidak salah) dari Rabo Bank untuk diteruskan kepada pontren2 se-Indonesia, Rabo Bank memberlakukan syarat agar pontren calon penerima dana tersebut harus trainning dulu di Al Ittifaq, lalu dikirimkanlah sekian puluh pontren calon penerima dan waktu itu saya sendiri juga yang mengurus mereka dan setelah dari Al Ittifaq, dana itu mencair untuk mereka melalui PBNU ? Waktu itu salah satu pengurus PBNU (saya lupa nama Beliau),terheran heran. katanya "kenapa sampai Belanda begitu mengenal AL ITTIFAQ hingga men-syarat-kan hal ini untuk kami bisa menerima dana tersebut ?"...hehehe dengan ketawa kecil saya katakan...mungkin karena Mr. Boscha meninggalkan wasiat untuk petani di sekitar Al Ittifaq...hehehe.
Btw...kami selaku santri Al Ittifaq senantiasa membuka pintu lebar untk siapapun yang ingin ke Al Ittifaq, yang ingin balajar bertani, agama, bisnis atau yang sekedar ingin jalan jalan, yang ingin cari jodoh mungkin, atau yang ingin bulan madu (ada kamar penginapannya kok yang cocok untuk pasangan yang ingin bulan madu penuh barokah) atau yang menjadi santri. Siapapun, tua muda, Islam-Non Islam siapapun.
Atau yang ingin berwisata di Ciwidey bisa hubungi saya di noechoolx@yahoo.com
Sekali lagi makasih buat Mas Faiz, saya tunggu tulisan terbarunya mengenai Al Ittifaq mengingat masih ada sisi pandang lain yang mungkin masih belum tergali dan bisa dijadikan bahan tulisan yang akan bermanfaat bagi umat.
Wassalamualaikum Wr. Wb

faiz mengatakan...

terimakasih pak kholik. Masukan Anda sangat berharga. Ada banyak sisi memang yg tidak semua tertangkap oleh saya. Baik narasumber atau keluarga dekat mungkin terlalu banyak prestasi sehingga sering terlupa menyebut satu persatu item secara akurat. Karena itu tidak semua sample terakomodasi, tetapi kapan2 bisa kita evaluasi lagi. sekali lagi terimakasih.

Unknown mengatakan...

sebuah pencapaian yang luar biasa, menggerakkan masyarakat sebagai sebuah subjek dan pesantren sebagai katalisatot. Dan saya ingin belajar lebih jauh pola penerapan ini untuk kegiatan Baitul Muslimin MUZAKKI, salam

Eko Eshape mengatakan...

Jadi pingin mbaca buku ini deh.
Soal mahal atau murah sebenarnya relatif banget.

Kalau bisa memberi manfaat positip yang signifikan, maka buku ini bisa jadi sangat murah harganya.

Kalau tidak mendapat apa-apa dari buku ini, mungkin karena mbacanya nggak intens.

Salam

Unknown mengatakan...

Salam hangat dari Titik Tengah Indonesia

Posting Komentar

Entrepreneur Organik

Foto saya
Buku Entrepreneur Organik adalah sebuah kisah nyata perjalanan hidup seorang Ulama dari kaki Gunung Patuha dalam memperjuangkan kesejahteraan kaum tani meraih melalui agribisnis. Ia seorang entrepreneur, tetapi bukan entrepreneur murni yang mengejar kekayaan pribadi, juga bukan seorang entrepreneur sosial yang semata mendermakan sebagian kekayaannya untuk orang lain. Ia adalah Entrepreneur Organik; seorang pelaku usaha yang mampu memimpin rakyat melalui perjuangan bersama dalam tiga hal sekaligus, yakni pemberdayaan, pendidikan dan ekonomi. Lebih 30 tahun berjuang, kini Fuad menjadi salahsatu manusia unik di Indonesia. Siapapun patut belajar darinya.