Dari Bandung. Arahkan tatap matamu ke pegunungan jauh di kawasan Barat Daya. Sejauh mata memandang, hamparan bukit hijau terbentang. Tujulah Soreang di siang hari.Arahkah terus perjalanan kita kearah Barat mengikuti jalan tua Soreang-Ciwideay. Jauh di perbukitan ujung timur itu, Rancabali memberi pesona. Alam yang subur. Lebih lanjut, simak ulasannya di http://wisata.kompasiana.com/group/jalan-jalan/2009/09/21/wisata-lebaran-ciwidey-sasarannya/ dan http://eorganik.wordpress.com/
"....Di daerah saya pertanian adalah basis kehidupan rakyat, maka bukan tarekat eskapis atau gerakan radikal politik yang tepat, melainkan gerakan budidaya sayur mayur, alias tarekat sayuriah..."-(KH.Fuad Affandi)
20.8.10
16.8.10
Nasionalisme KH FUAD AFFANDI
Nasionalisme
KH FUAD AFFANDI (
Pengasuh Pesantren Agribisnis Ciburial, Kabupaten Bandung)
“Walau sudah setua ini,
saya masih ikut apel ucapara bendera. Kenapa? Biar mereka semangat.Cucu-cucu
sering tanya, hai Abah sudah pakai sepatu. Tanpa disuruh mereka ikut semua
pakai sepatu, seragam pagi-pagi. Saya antar ke sekolah bareng-bareng sampai
akhir upacara. Pokoknya kita ini mengajari dengan laku. Sebab sekalipun kita
ini orang hebat tapi kalau mulut dan tindakan berbeda enggak mujarab,”
jelasnya. Dengan cara itu Fuad tidak hanya mendidik disiplin, melainkan juga
menanamkan kesadaran nasionalisme.***
Selain pentingnya
penyerapan tradisi, Fuad melihat kebutuhan sikap nasionalisme sebagai salahsatu
pilar kehidupan bersama di Indonesia. Baginya, untuk menghindari egoisme
ideologi, masyarakat butuh nasionalisme. Dengan sikap nasionalisme, perbedaan
tajam tidak akan menjadi bentrokan.
"Penari yang baik
adalah mereka yang bisa mengikuti irama gendang. Orang yang paling banyak
bentrokan adalah orang yang melawan arus, "ujarnya. Fuad meyakini bahwa
tidak setiap pengetahuan atau ideologi bisa diterapkan di suatu masyarakat
tertentu. Ilmu yang diajarkan dan cocok di Asia ,
belum tentu pas di Afrika. Semua ajaran
menurut Fuad harus didudukkan sebagai ihtilafi
umati rahmatun, perbedaan pendapat umatku (kata nabi) adalah rahmat. Hal
ini menandakan bahwa ilmu Allah itu luas, melaut dan manusia hanya memiliki
sedikit. Karena itulah manusia harus melihat keragaman tersebut sebagai sesuatu
yang sunnatullah.
“Itulah kenapa saya
menamai al-Ittifaq, paradigma
kerjasama dalam setiap hal, termasuk dalam ilmu pengetahuan dan ideologi. Kita
serap setiap ajaran keagamaan tetapi sekaligus harus kreatif menerapkan. Yang
cocok kita pakai, yang tidak jangan ragu meninggalkan," jelasnya. Bagi
Fuad, dengan nasionalisme itu integrasi antara satu ideologi dengan ideologi
lain bisa didamaikan. Dengan pancasila sebagai pilar dasar negara itulah semua
jalur ideologi terjembatani.
(Kutipan dari buku Entrepreneur Organik:
Faiz Manshur: Penerbit Nuansa Cendekia Bandung )
Entrepreneur Organik
- -
- Buku Entrepreneur Organik adalah sebuah kisah nyata perjalanan hidup seorang Ulama dari kaki Gunung Patuha dalam memperjuangkan kesejahteraan kaum tani meraih melalui agribisnis. Ia seorang entrepreneur, tetapi bukan entrepreneur murni yang mengejar kekayaan pribadi, juga bukan seorang entrepreneur sosial yang semata mendermakan sebagian kekayaannya untuk orang lain. Ia adalah Entrepreneur Organik; seorang pelaku usaha yang mampu memimpin rakyat melalui perjuangan bersama dalam tiga hal sekaligus, yakni pemberdayaan, pendidikan dan ekonomi. Lebih 30 tahun berjuang, kini Fuad menjadi salahsatu manusia unik di Indonesia. Siapapun patut belajar darinya.